Mengenang dan apakah akan dimulai kembali?

Dulu aku senang sekali setiap ada kesempatan untuk menulis disini. Sekarang rasanya suliiit 😄. Terlalu banyak hal yang lebih baik dipendam daripada diungkapkan (menurutku) padahal bisa jadi hal tersebut akan menjadi boomerang yang akan meledak jika waktunya tiba.

Btw. Kenapa sekarang cara menulisnya berbeda ya? Sudah banyak updatean aplikasi yang membuatku kebingungan 🤭. Jadi merasa tua padahal usia belum seberapa. Kemana semangat mudamu dit?

Ternyata kepoin tulisan orang lain masih sama menyenangkannya seperti dulu. Mungkin perlu bagiku untuk kembali banyak membaca untuk meluaskan wadah, agar tidak terkungkung oleh emosi pribadi. Memperbanyak hikmah.

Hari minggu untukku

qeu5_2aykee

Hari yg menyenangkan bagi kebanyakan orang.

Hari minggu…

Tapi tidak begitu bagiku. Hmm berharap hari minggu lebih panjang, namun terasa hanya sekelebat pandang.

Aku telah melewati ratusan minggu sebagai momen perpisahan. Masih bertahan, meski tak tau sampai kapan

 

Hhhh… mingguku, akankah segera datang dengan pesona yg lebih menyenangkan?

Minggunya tim LDM. Yg akan ditinggal pergi pada hari kerja lagi 😂

Diam yg terpilih

Ada masa ingin menyerah saja…

Karena teriakan tak pernah terdengar maka menyerah dalam diam adalah pilihan.  Diam juga bentuk penghormatan.  Demi hubungan yg lebih terawat.

Oh Allah,  hendak kemana kugantungkan rasa.  Bahwa tak ada yg percaya aku bisa.

Memilih menyerah atau pasrah,  moga tak menghilangkan binar bahagia disetiap mata.

Hampir menyerah…lalu memilih diam

Games #4 menemukan gaya belajar (4)

Setelah laporan kemarin, saya baru menyadari sebenernya ada bbrp perbedaan gaya belajar antara saya dan suami. Suami cenderung cuek, sehingga ketika menghadapi tantangan ia akan segera memutuskan dengan cepat utk mundur atau mengerjakannya. Namun saya, pasti memerlukan waktu yg lama sekali untuk mencermati kemudian berfikir akan mengambil keputusan apa. Saya membutuhkan proses, sedangkan suami cukup dengan hanya melakukan apa yg menjadi tantangan.

Sebenarnya pada games x ini, sy ingin sekali mengetahui lebih dalam lg mengenai gaya belajar pasangan dan sy pribadi. Namun hingga hari ke 4 ini sy msh belum dapat membahasnya dengan detail karena suami masih di Garut hiks. May be akhir pekan ini akan kami diskusikan dan amati bersama.

Wish me luck

#harike4

#Tantangan10hari

#GameLevel4

#GayaBelajarAnak

#kuliahbunsayIIP

Jadi istri itu…

Hei gadis, jadi istri itu berat. Yakin kamu gk akan kuat tanpa ilmu yg melekat

Menggunakan sajak kekinian dari si dilan, sy hanya ingin menyampaikan curahan hati #asek setelah merasakan nikmat dan beratnya menjadi seorang istri (pun menjadi suami pasti lebih berat lagi). Tetaplah yakin bahwa tidak ada ganjaran yang lebih baik ketika Allah menaikkan porsi ujian. Naik kelas, berarti ujiannya bertambah sulit lagi.

Menikah, membuat seseorang yang sendiri memiliki pendamping dan teman hidup. Seseorang yang dulunya hanya memikirkan dirinya, saat ini harus naik tingkat memikirkan suami sepaket dengan keluarganya. Nikmat? Itu pasti, karena kini beban dapat dibagi2 bersama, tawa mengembang lebih lama dan ada hati yang terus berbunga-bunga 😍 ihiiir.

Namun, tahukah kamu gadis bahwa kita memiliki peran yg cukup besar dalam rumah tangga ini? Katakanlah kamu harus membahagiakan seorang suami. Laki2 asing yg punya watak sendiri. Kamu harus berusaha memahami, menyelami serta mendukung pilihannya dengan bijaksana. Tidak banyak menuntut, serta patuh pada arahannya. Itu berat… Lumayan berat jika kita tidak memiliki bekal ilmu sebelumnya.

Maka, banyak2lah mencari tau dari pengalaman orang lain. Dari buku2 bacaan, dari nasehat2 orang tua. Semoga kapal yg di tempat bersama dapat selamat menuju pelabuhan akhirat ^^.

Games #4 menemukan gaya belajar (3)

Alhamdulillah punya kesempatan untuk terus belajar bersama kelas Bunda Sayang meski tertatih2 ^^. Dan semoga bisa terus melanjutkan hingga akhir.

Di laporan ketiga ini setelah melihat gaya belajar suami, sy jadi tertarik menemukan bagaimana sih sebenernya gaya belajar sy pribadi. Apakah berbeda atau cenderung sama (?) dengan pasangan sy. Seharian sy merenung #asek gk juga sih… Cuma sambil Ingat2 aja. Dulu ada ketika sy masih berstatus “anak sekolah” ada gaya belajar yg cukup sy andalkan. Yaitu dengan menuliskan/mencatat pelajaran, kemudian membaca dan menghalalkan nya dengan membaca keras2, lalu sebagai finishing sy akan menuliskan Kata2 kunci mata pelajaran tersebut di selembar kertas lain agar bisa dibaca dengan ringkas.

Mungkin sy bisa menyebut gaya belajar itu masuk dalam kategori visual dan auditori. Bener gak? Hhe. Dari melihat atau memperagakan maka sy akan mudah mengingat. Lalu disempurnakan dengan mendengarkan hafalan hingga sy dpt mencermati dgn baik hasil belajar tersebut. Dengan melihat kenyataan ini (etdah), sy rasa sy akan lebih banyak bisa belajar dr hal2 yg saya lihat dan lakukan langsung. Sy akan lebih percaya diri ketika bisa menaklukkan dengan langsung sebuah tantangan serta menuliskannya. Hohoho. Seperti saat sy menuliskan laporan ini. Berbagai hikmah dan pencerahan ketika menulis datang begitu saja ketika saya memulainya. Dibandingkan ketika sy hanya membayangkannya di dalam kepala sj.

Jika dibandingkan dengan gaya belajar suami, sy rasa sejauh ini tidak ada perbedaan yg berarti. Namun akan coba sy amati di beberapa hari kedepan insyaallah ^^

Wait ya

#harike3
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP

Petik-petik damai

Memanfaatkan kembali ruang cahaya untuk membuat sajak-sajak tak merdu namun menyembuhkan.

Saat masih berdua dan belum memikirkan siapa2. Siapa lagi yang bisa sy fikirkan 24 jam selain ia?

Berharap punya stok tidur yg banyak sebelum akhir pekan. Karena di akhir pekan butuh mata yg terjaga lebih lama untuk melihatnya.

Orang bilang, bahagia itu ketika banyak uang. Bahagia itu ketika memiliki tempat tinggal yang nyaman. Bahagia itu jika bisa beli barang mewah.

Tapi menurut sy, bahagia itu ketika dekat dengan yang disayang.

Tapi bahagia tidak berhenti disitu, akan lebih bahagia ketika melihat seseorang ridho atas perbuatan kita. Mungkin ada banyak kesulitan dan ketidakbahagiaan “semu” yang kita lalui. Tapi saat melihat orang lain ridho, maka kebahagiaan “hakikilah” yang datang menghampiri.

Saya hanya seorang istri yang masih terus belajar menata hati, menerima ketentuan Illahi untuk dapat tinggal jauh dari suami #tsah.

Apalah-apalah asalkan di syurga nanti tak sendiri.

#BaladaLDM